Habis Lulus, Kerja Dimana?
Siang ini kembali ditanya untuk kesekian kali, "Habis lulus, kerja dimana?" Di forum yang informal, jadi ceritanya mining managers dan representatives dari AngloAshanti Gold dari dua site operations, Tropicana dan Sunrise Dam operations ini ada ke kampus. Bahkan sampai Sabina, Director WA School of Mines (WASM) juga beliau tanya, padahal baru minggu kemarin ketemu pas acara BBQ juga nanya.
Beginilah kiranya pertanyaan yang dihadapi mahasiswa disini. Mungkin ini agak aneh bagi orang mahasiswa Indonesia seperti saya dulu awalnya. Jikalau ini kembali saat saya mahasiswa Sarjana, paling hanya akan menggerutu, "Skripsi aja belum beres, sudah ditanya lulus mau kerja dimana?" Sama seperti orang yang belum menikah, dapat pertanyaan, mau punya anak berapa?
Tapi semua itu make sense di kampus ini, entah memang di Australia pada umumnya atau hanya di tempat saya mengenyam postgraduate program. Lulusan di WASM (Mining atau Metalurgy Engineering) hampir 100% mendapat pekerjaan di Australian mining companies, namun ini berlaku untuk citizenship di negara sini. Tapi, banyak juga saya perhatikan, even bukan warga Australia banyak atau hampir semua dapat tawaran kerja dari perusahaan disini. Terlebih karena saat pandemi Covid-19 seperti ini, Australia yang masih tutup border untuk mendapatkan tenaga kerja dari luar sangat sulit. Beruntungnya, untuk di Western Australia, kasus Covid-19 masih aman terkendali dan masih Zero case untuk transmision to community. Dan sistem perekrutan kerja disini juga agak sedikit beda, disini banyak perusahaan yang menawarkan 'Graduated Program' bahkan sebelum kita lulus. Bahkan ada teman saya, satu tahun atau masih dua semester lagi lulus, sudah dapat tawaran kerja di salah satu mining company disini. Jadi pertanyaan, setelah lulus akan kerja dimana menjadi suatu hal yang lumrah.
Kembali lagi ke pertanyaan diatas, mungkin tidak akan sulit dijawab jika kita punya kesempatan untuk kerja setelah lulus studi. Namun, bagi sponsored student atau mahasiswa yang studinya mendapatkan beasiswa dengan kontrak harus kembali ke negara nya bagi kebanyakan ada dilema. Tapi, untuk saya yang niatnya langsung kembali ke Indonesia, selain karena memang sudah ada perjanjian, ini lebih ke nazar atau janji antara hati kita dan Tuhan yang diatas. Mengingat apa yang sudah didapat, satu hal yang tak akan bisa saya balas, meski saya harus membayar dua kali lipat jika ingin memutuskan kontrak. Rasanya ingin segera cepat kembali untuk mengabdi. Insyallah, rejeki sudah diatur. Mungkin karena terbiasa ada perasaan tidak enak, bahkan jika memang kepepet berhutang sama orang, saya akan kepikiran terus, dan bagaimana caranya secepat mungkin untuk membayar. Jadi biasanya kalau dapat pertanyaan seperti itu, sudah mantap bilang, untuk kembali ke tanah air :)
Terkesan agak idealis atau bagaimana, bahkan agak aneh menjadi berbeda, sempat agak menjadi asing sendiri kalau ada forum yang mengundang mining industry disini karena orientasi kita untuk tidak meniti karir disini. Tapi lambat laun jadi biasa saja, karena memang tujuannya pergi belajar untuk kembali mengabdi. Biasanya sering ikut acara seperti itu, lebih ke bagaimana lihat cara orang membangun relasi seperti apa, sekalian melatih listening atau sekadar mencari snack (Pizza) atau makanan wkwk. Karena sering banget acara kaya gini. Karena mayoritas teman-teman saya akan tetap stay di Australia untuk bekerja, bahkan ada beberapa teman saya dari negara lain yang juga mendapat scholarship dari negaranya, mereka akan memilih untuk stay disini dengan konsekuensi untuk membayar dengan bisa dicicil kata mereka.
Tapi itu semua pilihan orang masing-masing, kita gak bisa menjudge. Kita fokus saja sama kehidupan sendiri.
Agricola (Unit 40-3) 03:48 am, 03 September 2021
Komentar
Posting Komentar