Curhat Orang yang Gagal Beasiswa
Sebenarnya
tulisan ini agak bikin malu, isinya juga bukan sesuatu yang membanggakan, dan
memang bukan tujuan membanggakan diri.
Akhir bulan
untuk awal tahun 2019 ini akhirnya menemukan beberapa titik, dimana titik itu
menghentikan sementara kalimat-kalimat cerita berikutnya. Saya bilang
sementara, karena saya tak akan menghentikan untuk semua cerita yang bahkan
saya mulai. Ya, sore tadi email masuk dari salah satu beasiswa yang saya lamar
sekitar November 2018 kemarin. Notifikasi yang sudah sering saya dapat untuk
tiga tahun terakhir.
“Maaf, kami
belum menerima anda untuk mendapatkan beasiswa ini”
Genap, delapan kali belum lolos beasiswa selama 3 tahun belakangan. Ndak mau pakai kata "GAGAL" karena kosakata ini dipakai untuk yang berhenti sampai disitu. Bahkan untuk tembus lolos seleksi administrasi beasiswa ke
luar negeri, belum sempat sampai tahap interview. Email penolakan tadi menambah sejumlah
kebelum berhasilan yang tertunda. Haha. Jadi, yang tadi masuk adalah pengumuman
beasiswa Inpex Foundation, Jepang. Dari
awal sudah tahu, kalau beasiswa ini persaingannya ketat banget. Yang bakal
dapat beasiswa pun hanya 3 orang tiap tahunnya. Terhitung sejak 2015, lulus di
bulan September sampai 2018 kemarin kalau dihitung maka, beasiswa yang menolak
diantaranya adalah:
1. Chevening
Scholarship (2015, 2017, 2018)
2. Australia
Awards Scholarship (2016, 2017, 2018)
3. DAAD
Scholarship (2018)
4. Inpex
Foundation (2018)
Sebenarnya
Chevening tahun kemarin, 2018 juga
daftar. Tapi, saat yang lolos dapat notif masuk “Longlist” sampai detik ini
belum ada pemberitahuan gagal atau bagaimana. Sebenarnya menulis ini bukan
untuk orang lain tahu, kegagalan saya alami. Ini hanyalah ungkapan hati, yang
sepertinya kalau isi di kepala tidak dituangkan, ada yang ganjal.
Padahal
untuk beasiswa Chevening, saya sudah mengantongi LoA di 3 kampus di Inggris salah satunya LoA Unconditional dari De Monfort University, UK untuk yang University of Exeter masih conditional,
dan untuk Inpex Foundation, sebelumnya saya mendapat LoA dari Profesor di
Kyushu University yang mau membimbing selama program master dengan syarat
nantinya sudah mendapat sponsor dan diterima ujian masuk di kampus. Tapi ini
bukan akhir segalanya. Masih ada kesempatan lain.
Buat kamu yang masih berjuang, memperjuangkan mimpi yang selama ini diraih. Kamu masih punya waktu, yakin Tuhan masih memeluk mimpi-mimpimu, dan skenarionya merupakan alur cerita yang paling indah dibanding dengan yang kamu bayangkan.
Semoga di
tahun 2019, semua jalan itu akan terlihat dan dapat dilalui walau entah
rintangan yang ada. Semangat, persiapkan
berkas, doa dan ikhtiar. Berjuang lagi.
Komentar
Posting Komentar