Mendadak Ziarah ke Makam Kramat

Ceritanya suruh ambil dokumen di daerah Ancol dari habis maghrib ditunggu orang yang mau antar gak kunjung datang sampai jam 20.00. Akhirnya sama "Mas Atasan" dibookingkan kamar di Hotel Smarthomm disuruh nunggu disana sekalian istirahat sambil nunggu jawaban orang yang mau kasih barang tadi. Aigoo, tadinya mikir gak usah sampai dibookingkan kamar sebenernya lagi menikmati pinggiran jalan pintu masuk Dufan. Nongkrong dipinggir jalan makan mie ayam sambil ngopi.

 Tapi akhirnya untungnya dibukakan, nunggu dari jam 20.00 sampe jam 23.30 gak ada kabar orang yang mau kasih dokumen. Akhirnya malah kebablasan tidur, tinggal tidur aja. Sampai pagi bangun orangnya "read" whatsapp aja, sampai siang nunggu gletakan gak jelas akhirnya check out karena mau Jum'atan.

Nanya satpam yang jaga hotel, masjid terdekat agak jauh biasa orang-orang pada sholat di basement hotel Aston gak jauh dari sini. Tapi akhirnya belok kiri, gak tahu kenapa insting mengatakan kayaknya jalan aja ke yang agak jauh sekitar 1 KM ke masjid. Nanya orang pinggir jalan, 'masih lurus lagi, mas ke arah sana!' Sebenernya ga begitu jauh, kadang bingung sama jauhnya orang-orang ini. 

Akhirnya nemu masjid setelah 20 menit jalan, dari luar tampak biasa bahkan seperti bangunan tua.
Pas masuk agak kaget, didalamnya ada maka di tengah-tengah. Pas lihat ada tulisan 'Makam Kramat Kampung Bandan'. Disitu ada 4 makam, tapi yang 3 ditutupi kain warna hijau (dibuat sedangkan yang satu terbuka.


Akhirnya browsing, karena pengetahuan yang minim ternyata makam tersebut kalau saya kutip dari beritasatu.com ternyata merupakan makam tiga ulama besar asal Batavia, yakni makam Habib Mohammad Bin Umar Alqudsi, Habib Ali Bin Abdurrahman Ba’alawi, dan Habib Abdurrahman Bin Alwi Asy-Syathri dan merupakan salah satu makam tertua di Jakarta. Beliau-beliau ini merupakan wali Allah yang telah menyebarkan ajaran Islam pada masanya.  Jika ditelusuri dari tanggal wafatnya, maka kita bisa tahu kalau Habib Mohammad dimakamkan pada 1706, Habib Ali pada 1710, sementara Habib Abdurrahman dimakamkan 1908. (Yang mau tahu detail browsing sendiri ya 😎)



Secara historis masjid ini didirikan oleh Habib Abdurrahman bin Alwi Asy-Syathri pada 1879. Beliau mendapatkan amanah dari Habib Abdullah bin Muhsin Al-Attas untuk menelusuri dua makam ulama besar yang ada di Batavia.

Setelah ditemukan, ia diperintahkan untuk memeliharanya dan mendirikan tempat ibadah di dekat makam tersebut. Habib Abdurrahman sendiri kemudian meninggal 1908. Makam ini pun banyak didatangi para peziarah yang gak hanya dari Jabodetabek tapi juga dari luar daerah. 

Yang menjadi daya tarik lain ini adanya pohon kurma yang berbuah saat bulan Ramadhan. Kalau secara ilmiah denger-denger bagi yang belum dapat keturunan bisa makan kurma muda, nah baca artikelnya tadi ini banyak yang minta buah kurma tersebut dan ini dengan Izin Alloh jadi punya keturunan. Nah, untuk yang terkait hal ini saya ga menyakinkan kalian harus percaya atau tidak. Tapi saat baca berita tadi, saya langsung cari pohon kurma nya ada disebelah mana. Dan ini ada gambar pohonnya:


Letaknya gak jauh dari tempat wudhu pria, dan kebetulan lagi gak berbuah. Tapi jangan khawatir kayaknya ini ada kurma yang dijual di koperasi pesantren yang juga ada di area masjid.

Dan dari kesasar dan akhirnya bisa ziarah kesini, saya jadikan distatus whatsapp dengan foto makamnya. Salah satu teman saya ada yang respon, kalau membangun kuburan di masjid amat disayangkan. Karena ilmu saya yg cetek, akhirnya saya juga bingung dan penasaran kenapa dia bilang gitu. Akhirnya nemu artikel dari web ini:

https://muslim.or.id/8926-shalat-di-masjid-yang-ada-kubur.html

Telepas mungkin ada yang kontra, well segala yang ada pasti ada hikmahnya. Dari adanya makam yang pasti kita bisa bërziarah dan mengingat akan kematian.
Semoga bisa kesasar kembali ketempat yang bisa mendapatkan pelajaran.

Jumat, 26 januari 2018
*Sambil nebeng wifi Hotel smarthomm ancol

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Momentum

Manusia : ‘Sang Pemusnah’ Pora-Pora

Curhat Orang yang Gagal Beasiswa